<?php echo $berita_read->judul_berita ?>

YOGYAKARTA – Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) secara resmi meluncurkan program kegiatan penguatan kecakapan digital untuk kaum muda Indonesia Timur di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan yang bertajuk “Empowering Eastern Indonesian Youth in Digital World” pada Sabtu (02/10/2021) lalu via zoom meeting dan streaming channel youtube Japelidi. Program kegiatan ini akan berlangsung selama 6 bulan, mulai dari 15 September 2021 hingga 28 Februari 2022 bekerja sama dengan U.S Consulate General Surabaya.

    Mohammad Solihin, dosen program studi S-1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE), Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) sebagai anggota tim media Japelidi dalam program kegiatan ini mengungkapkan bahwa pemuda di lima wilayah Indonesia Timur dapat menjadi agen penggerak literasi digital dengan kompetensi literasi digital yang komprehensif untuk mengoptimalkan manfaat penggunaan perangkat digital dan meminimalisir efek negatif yang timbul dari penggunaan media digital.     “Peningkatan kompetensi literasi digital yang mereka miliki mengacu pada 10 kompetensi literasi digital yang telah dibuat oleh Japelidi dengan tujuan akhir dari kegiatan ini terbagi dalam 5 topik besar yakni Meningkatkan keterampilan mengoperasikan perangkat digital secara efektif, Literasi media, Berkomunikasi dan berkolaborasi di ruang digital, Lawan konten  negatif, dan Mengelola informasi digital dengan tepat,” ungkapnya.

    Kegiatan yang dihadiri lebih dari 135 peserta secara daring ini, menghadirkan pembicara Angie Mizeur (Public Affairs Officer, U.S Consulate General Surabaya), Novi Kurnia (Kordinator Nasional Japelidi), I Gusti Agung Putri Astrid Kartika (Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia/KPPPA RI), Devie Rahmawati (Tenaga Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kominfo), Ni Made Ras Amanda G (Kordinator Program – Universitas Udayana Bali), dan Christian Natamado Simanullang (MyAmerica Surabaya).

    Novi Kurnia, Koordinator Nasional Japelidi yang membuka kegiatan mengatakan bahwa program pertama Japelidi tahun 2017 sudah menyasar pada kelompok muda. “Jadi program kali ini juga merupakan salah satu wujud komitmen Japelidi untuk membangun literasi digital yang inklusif dan merata,” ujarnya yang juga dosen Komunikasi UGM.

    Sementara itu, Angie Mizeur (US Consulate) dalam sambutannya mengucapkan terima banyak kepada rekan-rekan Japelidi yang telah menginisiasi program ini untuk pemuda di Indonesia Timur. “Mengutip riset Japelidi, literasi digital anak-anak muda masih rendah. Ini fenomena di dunia. Termasuk di Amerika. Anak-anak masih sulit membedakan informasi yang benar dan disinformasi. Maka, MyAmerica Surabaya senang sekali berkolaborasi dengan Japelidi,”  terangnya.

    Pembicara dari perwakilan Kementerian KPPA, I Gusti Agung Putri Astrid Kartika kemudian menambahkan, “Saya sangat mengapresiasi program ini karena kita harus menyadari bahwa seringkali kita lupa dengan apa yang kita miliki, apa yang daerah kita miliki, khususnya anak muda. Anak muda seringkali melihat keluar (budaya luar) dan cenderung ingin meniru budaya mereka sehingga mereka seringkali terjebak informasi palsu. Padahal Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan justru itu yang harus digali untuk disebarluaskan.”

    Devie Rahmawati, Tenaga Ahli Menteri Kominfo menyampaikan bahwa negara terus memacu peningkatan pemerataan infrastuktur digital berupa jalan “tol” sinyal, yang dipercepat 10 tahun dari tahun 2032 menjadi tahun 2022, sudah akan terwujud. “Ketika “digital divide” selesai dengan pembangunan BTS, cyber optic, dan sebagainya, maka tantangan berikutnya ialah “man-divide”, dari aspek literasi digital. Di sinilah kenapa, pemerintah mendukung penuh program Japelidi di Indonesia Timur ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas SDM di era digital. Japelidi juga telah banyak membantu pemerintah, khususnya menyusun bukan hanya materi modul, tetapi juga aktif melakukan sosialiasi dan edukasi ke akar rumput, membekali publik dengan materi-materi dasar literasi. Japelidi merupakan salah satu ekosistem yang paripurna dari kolaborasi dan kolabor-aksi seluruh elemen masyarakat dalam program literasi digital,” imbuh Devie Rahmawati yang juga pengajar tetap Vokasi UI.

    Christian dari MyAmerica Surabaya yang merupakan mitra program Japelidi kali ini, menuturkan bahwa anak muda diuntungkan dengan kreatifitasan mereka dan juga aksi movement yang sering mereka lakukan. Program ini diharapkan mampu menjadi program yang ramah dengan anak muda.

    Sedangkan Ni Made Amanda, selaku Ketua Program Literasi untuk Indonesia Timur ini menegaskan program ini dilatarbelakangi oleh riset-riset Japelidi sebelumnya tentang kompetensi literasi digital yang masih rendah di berpikir kritis. “Kami berharap ini bisa menjadi program yang mampu meningkatkan literasi digital masyarakat Timur, serta kita juga bisa menemukan anak muda yang akan menjadi sosok perwakilan di wilayah Timur,” jelas Ni Made yang menambahkan program kolaborasi Japelidi dan My America Surabaya ini melibatkan 46 anggota Japelidi dari 40 Perguruan Tinggi di Indonesia, dan akan berlangsung hingga April 2022. Setelah kick off hari ini kegiatan pertama adalah Focus Group Discussion (FGD) secara daring di 8 kabupaten di lima provinsi dan FGD luring di dua kabupten di Provinsi Bali. (cs)

.

Berita Sebelumnya Pemberitahuan Penerimaan Hibah Internal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun…
Berita Selanjutnya GAIRAH BARU SIAP WUJUDKAN “GREAT UNRIYO”