[Yogyakarta], 20/07/2024 – Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) bersama Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) wilayah Yogyakarta menggelar Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0, di Aula Lantai 5 Kampus 2 Universitas Respati Yogyakarta, Jl. Raya Tajem KM 1,5 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 100 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah menengah, diantaranya mahasiswa dari UNRIYO, UIN Sunan Kalijaga, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas AMIKOM, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan pelajar SMK Muhammadiyah Mlati ini merupakan program pelatihan literasi digital mengenai pengindraan hoaks untuk Pemilu yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) didukung oleh Google.org.
Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Kewirausahaan UNRIYO, Dr. Yeyen Subandi, S.IP., M.A dalam sambutan dan sekaligus membuka acara pelatihan ini sangat mendukung dengan adanya kelas Sekolah Kebangsaan ini. “Selamat datang kami ucapkan di Kampus UNRIYO bagi para fasilitator dari beberapa kampus maupun peserta mahasiswa dan pelajar yang hari ini mengikuti kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0, semoga dapat menjadi agen literasi digital dalam penginderaan hoaks,” ujar beliau.
Pemilu presiden sudah usai banyak informasi hoax yang beredar sementara akhir tahun di bulan November akan ada pilkada pemilihan kepala daerah oleh sebab itu untuk mengantisipasi dan meminimalisir berita hoax yang akan muncul dalam pilkada saring before sharing, jangan mudah men-share sebelum kita tahu asal usul berita itu benar atau hoax.
Materi pelatihan yang diberikan selama 150 menit mengenai pengindraan hoaks untuk pemilu (pasca pencoblosan) terbagi dalam 4 segmen, yakni segmen pertama pengetahuan tentang Pemilu, segmen kedua tentang demokrasi, segmen ketiga tentang mengindra hoaks pemilu, dan segmen keempat tentang waspadai sanksi. “Senang banget ikut acara ini, karena kami jadi tahu tahapan informasi pemilu yang valid, tanggap akan isu yang mengancam demokrasi seperti hoaks pemilu dengan berpikir kritis, serta kami menjadi pemilih pemula yang tangguh dengan bisa memahami information gap dan mengindra hoaks di saat pilkada nanti,” ucap Lucky Firmansyah, peserta dari ilmu komunikasi UNRIYO.
.