<?php echo $berita_read->judul_berita ?>

YOGYAKARTA (ILKOM) – Siang itu dosen prodi Ilmu Komunikasi dan dosen prodi Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta menjadi pembicara “Anti Kekerasan (Seksual dan Bullying) di Kalangan Remaja” yang digelar oleh Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Sleman. Masjid Baitul Muta’allimin MAN 2 Sleman menjadi tempat digelarnya kegiatan Talkshow Interaktif pada Senin (22/04/24) lalu yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X MAN 2 Sleman dan didampingi fasilitator.

Mohammad Solihin, S.Sos., M.A dosen prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO yang menjadi pembicara menyampaikan materi “Bersama Melawan Kekerasan Bullying” mengenai bahayanya kekerasan bullying atau perundungan. Menurutnya berdasarkan data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kasus bullying pada tahun 2023 sebanyak 80% terjadi di sekolah yang dinaungi Kemendikbudristek, dan sisanya sebanyak 20% di sekolah yang dinaungi Kemenag. Data tersebut terdapat dua kasus yang sampai memakan korban jiwa.

“Hal ini menunjukkan betapa kekerasan bullying membawa dampak luar biasa bagi mental seseorang bahkan masalah bullying selalu menjadi sorotan publik seperti mencuatnya kasus bullying siswa SMA Internasional di kawasan Serpong, Tangerang Selatan pada awal tahun 2024 lalu,” katanya.

Lantas ia pun menguraikan bahwa bullying atau perundungan merupakan tindakan merendahkan orang atau pihak lain dengan tujuan menyakitinya dan menekannya, sehingga pihak korban merasa tidak nyaman dan tertekan bahkan bisa berujung pada trauma yang bisa membahayakan dirinya. Bullying ini setidaknya ada 3 bentuk yakni bisa secara fisik, verbal, dan sosial. Kalau fisik berupa tindakan kasar yang menyakiti tubuh korban, kalau verbal dengan menggunakan kata-kata yang menyerang korban, sedangkan bullying sosial dengan mengajak orang lain untuk mengucilkan atau memusuhi korban.

”Apa yang bisa kita lakukan untuk melawan kekerasan bullying ini adalah dengan respek pada diri sendiri dan respek pada orang lain. Karena respek itu penting dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk menghindari terjadinya bullying,” terang dosen yang menjadi Sekretaris Gugus Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UNRIYO serta juga aktif sebagai pegiat literasi digital.

Sementara itu, Dr. Masruroh, S.SiT., M.Pd dosen D3 Kebidanan UNRIYO menyampaikan materinya mengenai cara mewujudkan sekolah yang ramah anak dengan zero case kekerasan seksual dan bullying. Menurutnya seorang remaja penting untuk mengetahui cara menjaga diri dari kekerasan seksual.

“Kalian mungkin pernah mendapatkan pengalaman saat lewat ada teman atau orang yang memanggil dengan suit suit, nah itu sudah termasuk salah satu bentuk pelecehan seksual yang disebut dengan catcalling,” jelasnya.

“Karena itu adik-adik siswa MAN 2 Sleman yang mengikuti kegiatan ini kalian harus paham betul dengan kesehatan reproduksi, perlindungan diri dari kekerasan seksual dan juga tidak mudah untuk percaya dengan seseorang,” tutur Masruroh yang juga ketua Gugus Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UNRIYO ini. (CS)

 

Follow INSTAGRAM: @ilkom_unriyo
FACEBOOK: Prodi Ilmu Komunikasi Unriyo
YOUTUBE CHANNEL: Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO

.

Berita Sebelumnya UNRIYO_TEC, Pengembangan Kerjasama pada Tridarma Perguruan Tinggi
Berita Selanjutnya Pengumuman Seleksi Penerimaan Tenaga Pendidik (Dosen) Prodi Fisioterapi Diloma Tiga Fakultas…