<?php echo $berita_read->judul_berita ?>

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Kewirausahaan bersama Unit Layanan Kemehasiswaan dan Alumni Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) terus mengembangkan dan menggali potensi mahasiswa terutama bidang Non Akademik untuk bergerak maju menjadi pilar keseimbangan bagi bidang Akademik di UNRIYO.

Salah satunya adalah dengan mendukung dan menggiatkan kegiatan mahasiswa seperti pada pentas panggung yang dikreasikan oleh mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, seperti yang disampaikan dalam rilis oleh Afiatun Nur Hasanah

Rabu, 22 Mei 2024. Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris (HIMASING) telah sukses menyelenggarakan rangkaian dua public event, yaitu talkshow Talkshow dengan judul “Diving Deeper into Theatrical Experience” dan juga pertunjukan teater dengan judul "Stage of Sorrow" di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta. Event tersebut merupakan bentuk inisiasi dari mahasiswa sastra Inggris semester empat atau Angkatan 2022 dalam rangka memenuhi projek responsi mata kuliah Pertunjukan Panggung dan Apresiasi Karya Sastra. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa sastra Inggris saja, perekrutan panitia juga melibatkan berbagai mahasiswa dari prodi lainnya. Hal ini dimaksudkan guna memberikan experience kepada mahasiwa dalam mewujudkan sebuah karya seni pertunjukan, sehingga berdampak melatih soft-skill seperti kemampuan leadership, bekerja dalam tim, public speaking, administrarif, dan lainnya. Event ini dipertontonkan secara umum, sehingga diketahui jumlah penonton mencapai kurang lebih 230 orang ikut meramaikan panggung societet militair tersebut.

Rangkaian event pertama yang berlangsung yaitu Talkplay dengan mengundang narasumber Vivi Cinohh, merupakan seorang aktor teater professional. Mengutip pada interview tersebut, beliau mengungkapkan bahwa keaktoran ada tiga dasar yaitu ketubuhan, vocal, dan rasa. Aktor membutuhkan badan yang sehat, kuat, dan sigap agar bisa memerankan karakter di atas panggung dengan baik. Kemudian, dalam theater membutuhkan dialog dan pelafalan yang jelas untuk memproyeksikan karakter yang ditulis. Oleh karena itu, latihan vokal itu penting dilakukan oleh aktor. Lalu, yang paling penting adalah olah rasa, ketika seorang aktor tidak hanya "meniru" namun juga bisa merasakan peran yang dimainkan. Sehingga, diatas panggung seorang aktor bisa lebih mendalami perannya, sampai pada level disebut sebagai "tokoh".

Narasumber kedua adalah Yohanes Angie Kristiawan, S.Pd., M. Hum, merupakan seorang dosen prodi sastra Inggris dan juga pembimbing dari event tersebut. Dalam interview beliau menyampaikan mengenai teknis produksi drama sebagai teater. Hal ini meliputi pre-produksi (Tim mendiskusikan konsep, tema, teknis drama yang akan digelar), merancang script, perekrutan tim produksi/crew dan casting pemeran, dan proses menghidupkan script menjadi pertunjukkan real di stage (Meliputi interpretasi peran dan dialog, gesture untuk menyampaikan pesan/cerita, visualisasi dan perancangan tata panggung).

Event yang paling utama- pertunjukan teater dengan judul "Stage of Sorrow." Drama ini merupakan karya original dari mahasiswa sastra Inggris dengan mengusung genre Tragedy. Dialog dalam teater ini disajikan dengan berbasis Bahasa Inggris secara keseluruhan.

Sinopsis

Berkisah tentang sebuah keluarga dengan kondisi sangat hancur dan berantakan. Dimana tokoh Heru yang diperankan oleh Edi (Mahasiswa Sastra Inggris) merupakan seorang ayah yang pengangguran, pemabuk, dan penjudi berat. Kemudian, tokoh Fatma yang diperankan oleh Putri (Mahasiswa Sastra Inggris)merupakan seorang ibu yang mengalami depresi berat dan tidak berdaya mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga. Lalu, tokoh Kiran yang diperankan oleh Afiatun (Mahasiswa Sastra Inggris) merupakan anak pertama yang menjadi tulang punggung keluarga. Selanjutnya, tokoh Egi yang diperankan oleh Gilbert (Mahasiswa Sastra Inggris) sebagai karakter anak kedua yang mendapatkan perlakuan tidak adil dan pecandu narkoba. Berikutnya, tokoh Gadis yang diperankan oleh Kenia (Mahasiswa Akuntansi) sebagai karakter anak ketiga yang mendapatkan kesusahan sebagai anak sekolah.

Plot drama bermula dari datangnya seorang debt-collector ke rumah keluarga tersebut untuk menagih hutang sang ayah. Jumlah hutang yang besar dan ayah yang tidak bekerja, akhirnya itu harus ditanggung oleh si Kiran. Sang ayah juga tidak mau mengakui hutang tersebut, semakin marah ketika sang ibu menegur dia untuk merubah sikap. Si Kiran yang sedang putus asa karena beban yang ia tannggung semakin besar, tidak disangka mendapatkan bantuan dari sang paman. Klimaks ketika sang ayah memperlakukan kasar sang ibu dan hendak membunuhnya. Namun, itu berhasil dihentikan oleh ketiga anaknya yaitu Gadis, Egi, dan Kiran. Sang Ayah yang masih mabuk mendapatkan balasan perlawanan dari Kiran. Akhirnya, keluarga tersebut terpecah, ketika sang ibu dan anak-anak memutuskan untuk meninggalkan rumah dan sang ayah. Akhir cerita, si Egi dengan sengaja kembali kerumah sendirian untuk membalaskan dendam kepada sang ayah.

Bersama Respati Raih Prestasi

.

Berita Sebelumnya UNRIYO DIPERCAYA GELAR TO UKOM TENAGA KESEHATAN
Berita Selanjutnya UNRIYO Dalam Layanan Bagi Mahasiswa Asing, Mendukung dan Berpartisipasi serta Mendukung Perkembangan…