<?php echo $berita_read->judul_berita ?>

YOGYAKARTA (ILKOM) – Ribuan orang terlihat memadati lapangan Museum De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah. Malam itu sambil duduk di tempat lapangan terbuka yang beralaskan rumput kebanyakan dipadati oleh anak-anak muda. Mereka tidak hanya duduk menantikan melihat band kegemarannya, Republik, bermain di atas panggung, namun juga sedang asyik mendengarkan materi Literasi Digital.

Mohammad Solihin, narasumber Training of Trainer (TOT) Makin Cakap Digital 2023 yang juga dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) ini membagikan pengalamannya tentang literasi digital khususnya etika bermedia digital dalam lokapasar. Hal itu dia sampaikan dalam kegiatan Makin Cakap Digital  (MCD) Cakap Digital Fest 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo), Sabtu (11/3/2023) lalu.

“Kenapa harus etis di setiap aktivitas digital kita, karena dalam ruang digital ada interaksi dan komunikasi dengan banyak orang dari berbagai kultur yang berbeda sebagaimana aktivitas di dunia nyata,” ujarnya yang membawakan materi Etis Bermedia Digital “Bijak Memanfaatkan Lokapasar”.

Menurutnya banyak masyarakat komunitas UMKM yang menggunakan berbagai platform digital seperti situs (website), jejaring sosial, lokapasar (marketplace), dan aplikasi pesan sebagai media transaksi jual beli belum memiliki kecakapan digital khususnya etika digital.

“Platform lokapasar atau marketplace ini paling banyak digunakan oleh UMKM sebagai tempat transaksi jual beli, nah, dengan etika digital inilah bisa digunakan sebagai pedoman dalam menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” jelas dosen yang akrab disapa caksol ini.

Ada beberapa kompetensi literasi digital terkait netiket yang perlu dikuasai oleh masyarakat dan komunitas UMKM, yaitu kemampuan mengakses informasi sesuai netiket di platform digital, kemampuan menyeleksi dan menganalisis informasi saat berkomunikasi di platform digital, kemampuan netiket upaya membentengi diri dari tindakan negatif di platform digital, kemampuan memverifikasi pesan sesuai standar netiket, kemampuan berpartisipasi membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket, kemampuan berkolaborasi data dan informasi dengan aman dan nyaman di platform digital.

Kegiatan offline festival literasi digital yang bertemakan “Menjual Hasil Komoditas ke Sabang Sampai Merauke Menggunakan Lokapasar” ini digelar selama 2 hari, Sabtu dan Minggu (11 & 12 Maret 2023) terbagi dalam 2 sesi yaitu sesi 1 sore hari dan sesi 2 malam hari menghadirkan bintang tamu grup band Republik dan Jamrud. Melibatkan narasumber lokal dan Key Opinion Leader (KOL), dan narasumber Training of Trainer (ToT) Literasi Digital yang membawakan 4 pilar yakni Digital Skill atau Cakap Digital, Digital Safety atau Aman Digital, Digital Culture atau Budaya Digital, dan Digital Ethics atau Etika Digital.

“Jadi pengalaman tersendiri saat diberikan kesempatan menjadi narasumber atau pembicara yang membawakan materi di atas panggung dihadapan ribuan orang dari masyarakat dan komunitas UMKM di daerah Solo, karena tidak mudah menyampaikan pesan kepada massa yang jumlahnya ribuan apalagi sampai bisa mempengaruhi mereka untuk mau belajar menggunakan etika digital yang saya bawakan,” kata dosen Prodi Ilmu Komunikasi Program Sarjana, Universitas Respati Yogyakarta ini membagikan pengalamannya saat menjadi narasumber di depan ribuan orang. (CS)

 

 

Follow INSTAGRAM: @ilkom_unriyo
FACEBOOK: Prodi Ilmu Komunikasi Unriyo
YOUTUBE CHANNEL: Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO

.

Berita Sebelumnya Rapat Koordinasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta
Berita Selanjutnya Kegiatan Seminar Nasional “Semnas UNRIYO”