YOGYAKARTA (ILKOM) – Pagi-pagi buta pukul 04.30 WIB rombongan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi dan program studi Sastra Inggris Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) mulai berkumpul di kampus 1. Mengenakan seragam korsa khas prodi masing-masing, satu persatu koper barang bawaan mereka masukkan ke dalam bagasi bus dan bersiap menempati tempat duduknya. Tak lama kemudian 2 armada bus pariwisata yang mengantarkan 76 mahasiswa untuk melakukan Kunjungan Industri Media dengan tujuan ke Surabaya dan Bali ini mulai berangkat.
“Alhamdulillah, kami di prodi Ilmu Komunikasi bersama dengan prodi Sastra Inggris bisa melaksanakan kegiatan Kunjungan Industri Media ke Jawa Pos dan Radio Suara Surabaya yang mana kunjungan ini merupakan salah satu program pembelajaran di luar lingkungan kampus bagi mahasiswa untuk melihat gambaran nyata mengenai dunia kerja atau dunia industri khususnya media,” kata Yanus Purwansyah Sriyanto, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Program Sarjana.
Selama 5 hari mulai Senin hingga Jumat (20-24/11/2023) lalu mahasiswa didampingi dosen-dosen dari prodi Ilmu Komunikasi dan prodi Sastra Inggris melakukan kegiatan Kunjungan Industri Media bertajuk “Learning Beyond The Classroom Walls Ilmu Komunikasi and Sastra Inggris: Media Visit to Jawa Pos, Suara Surabaya and Cultural Enrichment to Bali”.
Kunjungan industri yang pertama melihat cara kerja media Jawa Pos hingga kini masih eksis sebagai koran atau surat kabar nasional di tengah gempuran media online. Media visit di Jawa Pos Newsroom Multiplatform diterima langsung oleh Asisten Redaktur Diar Candra dan Redaktur Foto Beky Subechi yang bercerita mengenai asal mula koran Jawa Pos hingga kini bertransformasi menjadi koran digital atau konvergensi media. Mahasiswa dan dosen juga berkesempatan secara langsung melihat proses syuting tapping liputan siang Jawa Pos TV dan melihat-lihat aktivitas di Kantor Jawa Pos yang terletak di Gedung Graha Pena Lt. 4, Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya.
Priska Joenesta Samapaty, mahasiswa angkatan 20 prodi Ilmu Komunikasi merasakan bermanfaatnya kegiatan Kunjungan Industri ini. Selain menambah wawasan dan belajar mengenai dunia kerja media massa secara langsung juga berkesempatan bisa menjadi talent konten media sosialnya Jawa Pos.
“Kunjungan industri ini sangat excited bagi saya, selain terjun langsung mengenal industri media juga karena diminta menjadi talent dalam salah satu konten mereka,” ujar Pika panggilan akrab mahasiswa semester 7 ini.
Hampir 2 jam lebih mengulik dapur Jawa Pos, rombongan bus selanjutnya menuju ke Radio Suara Surabaya. Panas teriknya Surabaya pada siang hari waktu itu tidak membuat kendor semangat mahasiswa. Bertempat di Gedung Suara Surabaya Center, Jl. Raya Bukit Darmo No.22-24, Surabaya, rombongan kembali mendapatkan pengetahuan mengenai perkembangan media radio di era 5.0 yang diterima langsung oleh Pemimpin Redaksi Suara Surabaya Media, Eddy Prastyo. Mahasiswa juga diajak melihat langsung ruang siaran Radio Suara Surabaya dan melakukan tanya jawab dengan penyiarnya.
“Asyik juga yah bekerja di Radio setelah melihat secara langsung ruang siaran Radio Suara Surabaya yang beda banget dengan ruang siaran Radio di kampus, dan dar kunjungan industri ini kita jadi tahu banyak bagaimana sistem kerjanya penyiar Radio, pembuat naskah berita radio yang saat itu juga harus tepat waktu membuatnya,” ucap Sofiani, mahasiswa semester tujuh prodi Ilmu Komunikasi.
Setelah seharian berkunjung ke dapur media di Surabaya, rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Bali untuk menggali pengalaman belajar budaya Bali. Selama 3 hari disertai dengan tour guide dari warga asli Bali yang memberikan penjelasan mengenai budaya Bali mengunjungi berbagai tempat budaya yang menjadi ikon wisata di Bali seperti Tari Barong, Bedugul, Pantai Kuta, Pantai Melasti, Uluwatu, hingga Tanah Lot.
“Seru dan asyik perjalanan Kunjungan Industri Media kali ini yang diikuti mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi angkatan 20 dan 21, tidak hanya mengenalkan kepada mahasiswa mengenai budaya kerja di dunia industri media secara langsung namun juga belajar mengenal keindahan alam yang didukung oleh keunikan budaya masyarakat Bali sehingga bisa memupuk rasa syukur dan toleransi menghargai setiap perbedaan,” terang Mohammad Solihin, dosen yang juga Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Program Sarjana. (Penulis: Sarbania, Editor: CS)
.